Ada Potensi Harga Minyak Naik, Subsidi BBM Kita Aman?

Oleh Andry Winanto - fakta.com
12 Oktober 2023 00:37 WIB
Ilustrasi subsidi BBM. (Dokumen Pertamina)

FAKTA.COM, Jakarta - Konflik Israel dan Palestina yang masih berlangsung sejak akhir pekan lalu menimbulkan kekhawatiran terhadap peningkatan harga komoditas penting dunia, utamanya minyak. Sinyal itu disadari oleh Dana Moneter Internasional atau The International Monetary Fund (IMF).

Menurut Direktur IMF, Pierre Olivier Gourinchas, ketidakstabilan geopolitik di kawasan sangat mungkin memberikan volatilitas harga energi. 

“Kita telah melihatnya dalam krisis-krisis dan konflik-konflik sebelumnya. Dan, tentu saja itu (konflik Israel dan Palestina) mencerminkan potensi risiko gangguan produksi atau transportasi minyak di wilayah tersebut,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers IMF-World Bank Annual Meeting, dikutip Rabu (11/10/2023).

Riset IMF: Setiap Harga Minyak Naik 10%, Ekonomi Tergerus 0,15%

Pierre bahkan memberi gambaran awal jika riset IMF selama ini menunjukan jika ada kenaikan harga minyak sebesar 10% maka akan membebani output (pertumbuhan ekonomi) global sebesar 0,15%.

“Ini memberi Anda gambaran kasar mengenai besarnya dampak yang bisa ditimbulkan. Namun sekali lagi, saya tekankan bahwa masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan apa pun di sini,” tuturnya yang mengaku belum memasukan variabel Israel-Palestina dalam laporan terbaru IMF.

Lantas bagaimana dampaknya bagi Indonesia? Dalam catatan Fakta.com, pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati secara tegas menyatakan bahwa APBN tetap berperan sebagai shock absorber untuk meredam tekanan yang hadir.

Permintaan Minyak Global Meningkat saat Pasokan Ketat

Artinya, gejolak harga minyak dunia tidak serta-merta diteruskan langsung ke masyarakat tetapi dijaga agar tetap terjangkau melalui skema pemberian subsidi. Kecuali, jika APBN sudah dalam batas kemampuan terbaik dan mesti dilakukan penyesuaian harga jual BBM bersubsidi di dalam negeri seperti yang dilakukan pada September 2022 yang lalu.

Mengutip informasi yang dilansir Kementerian Keuangan, disebutkan bahwa anggaran subsidi energi (BBM, listrik, dan elpiji 3 kg) tahun ini adalah sebesar Rp212 triliun. 

Adapun, realisasi subsidi BBM sampai dengan Agustus 2023 adalah sebesar Rp61,4 triliun untuk 10.224,5 ribu kilo liter. Kemudian sarapan subsidi listrik tercatat sebesar Rp54 triliun bagi 39,3 juta pelanggan. Sementara subsidi elpiji 3 kg sudah disalurkan sebesar Rp41,5 triliun setara 4,7 juta metrik ton.

Jika merujuk data ini maka hingga bulan kedelapan subsidi energi sudah mencapai Rp156,9 triliun. Masih aman?

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//