Aktivitas Ekonomi di Pemilu 2024 Kurang Gereget, BI Ungkap Fakta Ini

Oleh Andry Winanto - fakta.com
22 Februari 2024 18:12 WIB
Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa kegiatan ekonomi yang berlangsung selama rangkaian pemilu 2024 ternyata lebih rendah dari ekspektasi awal.

Deputi Gubernur BI, Doni Primanto Joewono menyampaikan salah satu indikator penting yang menandai geliat perekonomian di pesta demokrasi itu adalah jumlah perputaran uang.

“Memang pada saat (rangkaian) pemilu selama 1 sampai dengan 14 Februari 2024 mestinya (permintaan uang tunai) naik, tapi realisasinya lebih rendah dari proyeksi,” ujar dia dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur kemarin (21/2/2024).

Masyarakat Jarang Jajan Jelang Pemilu, Fenomena Apa?

Doni menjelaskan, bank sentral sedari awal memperkirakan total kebutuhan uang tunai di periode pemilu adalah sebesar Rp68 triliun. Akan tetapi, serapan di lapangan menunjukan angka di bawah itu.

“Realisasinya sekitar Rp67,1 triliun,” tutur dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kemenkeu Febrio Kacaribu sempat mengungkapkan jika pemilu bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut dia, hal itu terkait dengan pola konsumsi masyarakat yang semakin meningkat.

BI: Optimisme Konsumen Terhadap Ekonomi Meningkat Jelang Pemilu

“Secara keseluruhan memang estimasi untuk (kontribusi) pemilu (terhadap pertumbuhan ekonomi) 2023 adalah sebesar 0,2%. Dan untuk 2024 sekitar 0,25%,” kata Febrio beberapa waktu lalu.

Kemenkeu sendiri mengungkapkan anggaran pemilu yang telah dialokasikan pada 2023 adalah sebesar Rp30,1 triliun. Dana ini disebar kepada 16 kementerian/lembaga, seperti KPU, Bawaslu, Kementerian dalam negeri, dan lain-lain. Sedangkan untuk 2024 adalah sebesar Rp15,87 triliun.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//