Harga Beras Naik, Daya Beli Petani Terkerek

FAKTA.COM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa terjadi kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi 115,78 di Oktober 2023.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan angka tersebut meningkat 1,43% dari bukuan September 2023 yang sebesar 114,14.

“Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 1,67% lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,24%,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2023).

Menurut Pudji, pada bulan lalu NTP di Kalimantan Selatan mengalami kenaikan tertinggi (2,53%) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. 

“Sebaliknya, NTP Kepulauan Riau mengalami penurunan terbesar (1,16%) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya,” tutur dia.

Lebih lanjut, Pudji menjelaskan pada bulan lalu terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,31% yang utamanya disebabkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran.

Lalu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Oktober 2023 sebesar 116,79 atau naik 1,57% dibanding NTUP bulan sebelumnya.

“Dari 1.741 transaksi penjualan gabah di 26 provinsi selama Oktober 2023, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 64,16%, gabah kering giling (GKG) 24,64%, dan gabah luar kualitas 11,20%.

Adapun, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp13.372 per kg, naik sebesar 3,65% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp13.012 per kg atau naik sebesar 2,57%.

Sebagai informasi, Nilai Tukar Petani adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. 

NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.