Indonesia Bahas Hilirisasi dan Perundingan WTO di Pertemuan G7 Jepang

Oleh Issa Almawadi - fakta.com
30 Oktober 2023 09:26 WIB
Mendag Zulkifli Hasan saat menghadiri Trade Minister's Meeting G7. (Dokumen Kemendag)

FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan tak menyia-nyiakan kesempatan saat hadir dalam Trade Minister's Meeting G7. Dalam pertemuan yang berlangsung di Osaka, Jepang, menteri yang akrab dengan sapaan Zulhas membawa dua isu besar.

Salah satunya, penyelesaian penyelesaian sengketa dan mencapai kesepakatan atas isu-isu penting perundingan World Trade Organization (WTO). Isu yang satu ini Zulhas bahas dengan Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala.

"Indonesia konsisten mendorong reformasi WTO untuk mewujudkan sistem perdagangan multilateral yang lebih inklusif dan adil, di tengah dinamisnya ekonomi global," kata Zulhas dalam keterangannya, Minggu (29/10/2023).

Penerimaan Bea Keluar Turun, Menkeu Singgung Hilirisasi dan Larangan Ekspor

Sebagai informasi, reformasi WTO sudah mulai dibahas sejak 2017. Tiga fokus utamanya, negosiasi, monitoring dan transparasi, serta penyelesaian sengketa.

Bagi Indonesia, kata Zulhas, prioritas utama reformasi WTO adalah berfungsinya kembali sistem penyelesaian sengketa secara penuh pada 2024. "Ini merupakan manfat Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTO pada 2022 lalu," ujarnya.

Selain itu, Zulhas juga membawa isu hilirisasi Indonesia sebagai salah satu upaya menciptakan rantai pasok global yang resilien. Isu ini disampaikan Zulhas melalui intervensi dalam Outreach Session Trade Minister's Meeting G7.

Jokowi Optimistis Hilirisasi Berbuah Manis bagi Perekonomian

Dalam sesi itu, hadir para Menteri Perdagangan negara G7, negara mitra strategis dan pimpinan organisasi internasional. Jepang sebagai Presidensi G7 juga turut mengundang sektor bisnis dan perusahaan terkemuka dunia seperti Kaidanren, Suzuki, Canpotex, Siemens Energy, JOGMEC, Rio Tinto dan Cohere.

"Hilirisasi berperan sebagai instrumen penting untuk menghasilkan nilai tambah dan mendorong diversifikasi sistem rantai pasok global," kata Zulhas menjelaskan.

Sebagai informasi, G7 berarti Group of Seven yang terdiri dari 7 negara maju. Di antaranya, Amerika Serikat, Britania Raya, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis.

Adapun dalam Trade Minister's Meeting G7, keikutsertaan Indonesia merupakan yang pertama kali.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//