Jokowi Optimistis Hilirisasi Berbuah Manis bagi Perekonomian

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
16 Agustus 2023 07:54 WIB
Dokumen dari setkab.go.id

FAKTA.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong hilirisasi untuk memberikan nilai tambah. Dia optimistis proses ini bisa berbuah manis bagi perekonomian.

“Jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, saya pastikan ini akan berbuah manis, pada akhirnya, terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD Tahun 2023, di Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Upaya ini, lanjut dia, memang terasa getir bagi eksportir bahan mentah dan pendapatan negara jangka pendek. Namun, untuk jangka panjang, manfaatnya justru sangat terasa.

Mantan wali kota Solo ini mencontohkan pertambangan nikel. Pada 2020, pemerintah menyetop ekspor bijih nikel. Setelah kebijakan ini diterapkan, investasi di industri hilir nikel tumbuh pesat. Menurut data Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), per Januari 2023, ada 43 smelter nikel.

“Kini, telah ada 43 pabrik pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja yang sangat besar. Itu baru satu komoditas,” kata Jokowi.

Kalau konsisten dan terus mengolah bahan mentah di sektor lain seperti tembaga, bauksit, dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), pendapatan per kapita Indonesia akan melesat.

Hilirisasi ini juga dinilai bisa menaikkan pendapatan per kapita. Jokowi mengatakan pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 sebanyak US$4.580 (Rp70,05 juta)—menurut data Bank Dunia.

Kemudian, dalam 10 tahun ke depan, jumlah pendapatan per kapita diperkirakan menjadi US$10.900 (Rp153 juta), 15 tahun US$15.800 (Rp217 juta), dan 22 tahun US$25 ribu (Rp331 juta).

“Artinya, dalam 10 tahun, lompatannya bisa dua kali lipat lebih, di mana pondasi untuk menggapai itu semua sudah kita mulai—pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing kita,” kata dia.

Pidato Lengkap Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI 2023

Tak Mau Jadi Bangsa Pemalas

Jokowi juga menyinggung soal ekspor bahan mentah. Dia mengakui Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA), tapi tidak mau hanya mengandalkan itu.

“Kaya SDA saja tidak cukup. Jadi pemilik saja tidak cukup karena itu akan membuat kita menjadi bangsa pemalas yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya,” kata Jokowi.

Dia ingin Indonesia juga bisa meningkatkan daya tambah SDA dan menaikkan pendapatan. Dengan begitu, rakyat bisa lebih sejahtera.

“Ini bisa kita lakukan melalui hilirisasi,” kata mantan gubernur DKI Jakarta.

Jokowi mengatakan hilirisasi tidak hanya berupa komoditas tambang, tetapi juga SDA lainnya seperti kelapa sawit, rumput laut, dan kelapa.

“Hilirisasi juga harus mengoptimalkan kandungan lokal, bermitra dengan UMKM, petani, dan nelayan sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//