Kabar Baik! Ekspor Indonesia Naik di Tengah Moderasi Harga Komoditas

FAKTA.COM, Jakarta - Nilai ekspor Indonesia naik 6,76% month to month (mtm) menjadi US$22,15 miliar pada Oktober 2023. 

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, mengatakan catatan positif itu ditopang oleh ekspor nonmigas yang mencapai US$20,78 miliar. Sementara untuk ekspor nonmigas tercatat sebesar US$201,25 miliar.

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Oktober 2023 mencapai US$214,41 miliar,” ujar dia dalam konferensi pers, Rabu (15/11/2023).

Pudji menjelaskan, peningkatan terbesar ekspor nonmigas bulan lalu terjadi pada komoditas bahan bakar mineral. Sementara itu, penurunan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

“Ekspor nonmigas Oktober 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu senilai US$5,78 miliar. Disusul India US$1,87 miliar dan Amerika Serikat US$1,82 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 45,63 persen,” kata dia.

Pudji menambahkan, untuk ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,66 miliar dan US$1,26 miliar.

“Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar berasal dari Jawa Barat (14,35 persen), Kalimantan Timur (10,95 persen) dan Jawa Timur (8,51 persen),” kata dia.

Meskipun ekspor naik secara bulan, nilai ekspor lebih rendah 11,36% jika dibandingkan dengan Oktober 2022. Hal tersebut tidak lepas dari harga komoditas dunia yang semakin termoderasi.

Pudji menerangkan, harga komoditas unggulan Indonesia secara umum mengalami penurunan. Indikasi itu dapat dilihat dari harga komoditas minyak kelapa sawit, batu bara, nikel, dan minyak mentah yang melandai.

Peningkatan ekspor didukung oleh permintaan negara mitra dagang yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan India.