Kata Anies, Pertumbuhan Ekonomi Tak Selesaikan Masalah Pengangguran

Oleh Andry Winanto - fakta.com
08 November 2023 19:08 WIB
Anies Baswedan. (Tangkapan layar Youtube PKS TV)

FAKTA.COM, Jakarta - Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan tolok ukur utama dalam menyelesaikan masalah kesejahteraan. Menurut dia, pemerintahan harus bisa masuk dalam persoalan inti dengan solusi yang riil. 

Sehingga, katanya, efek yang dirasakan bisa langsung terasa pada kelompok akar rumput kebanyakan. “Pertumbuhan ekonomi kita belum berhasil menyelesaikan masalah pengangguran,” ujarnya dalam sarasehan 100 ekonom di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Anies menjelaskan, urusan pengangguran ini cukup related dengan isu ketimpangan. Kata dia, ketimpangan adalah pekerjaan rumah besar bagi pemerintah untuk menjamin prinsip adil dan makmur.

Dia menilai ketimpangan adalah bom waktu yang bisa tersulut menjadi masalah besar apabila tidak ditangani. Sebagai contoh, Anies merujuk pada konflik di kawasan Balkan, yang sumber utamanya berasal dari ketimpangan masyarakat.

“Balkanisasi yang terjadi pada awal 90-an itu bukan karena political problem, tapi justru diawali economic disparity,” tuturnya.

Anies Siap Poles Hilirisasi dan Janjikan 15 Juta Lapangan Kerja Baru

Anies mencatat, pendapatan Slovenia kala itu sekitar 175% dari rata-rata per kapita. Kondisi sebaliknya terjadi pada Kosovo yang hanya 50%. Begitu juga dengan kesempatan bekerja yang jauh berbeda.

“Masalah disparitas (ketimpangan) yang terjadi disana jarang didiskusikan. Tetapi yang kemudian dibicarakan adalah soal perbedaan etnisnya, perbedaan sukunya, bahasanya, dan itu terjadi selama beberapa dekade,” tegasnya.

“Oleh karena itu kita tidak ingin membiarkan disparitas ini terus-menerus terjadi (di Indonesia), yang berpotensi ditumpangi dengan isu nonekonomi. Menurut kami, membereskan persoalan ketimpangan adalah hal yang urgent untuk diselesaikan,” sambung dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, sampai Agustus 2023 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2023 yang sebanyak 7,99 juta orang.

Meski demikian, jumlah pengangguran ini masih lebih tinggi dari sebelum pandemi, yaitu Agustus 2019 yang sebanyak 7,1 juta orang.

'Horor' Pandemi Berlanjut, Sebanyak 7,86 Juta Orang Masih Menganggur

Di sisi lain, Indonesia baru saja mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi 4,94% di kuartal III/2023. Hasil itu sekaligus mematahkan rekor pertumbuhan di atas 5% dalam tujuh kuartal berturut-turut.

Namun, pemerintah langsung mengambil tindakan cepat dengan menggelontorkan insentif fiskal dalam bentuk bansos beras, bantuan langsung tunai (BLT), hingga insentif sektor properti.

Inisiatif tersebut diharapkan bisa mengerek laju pertumbuhan 0,2% sehingga keseluruhan periode 2023 mampu menyentuh 5,04%.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//