Kepentingan Bisnis dan Geopolitik Memperumit Transisi Energi

Oleh Andry Winanto - fakta.com
14 Oktober 2023 00:20 WIB
Ilustrasi transisi energi. (Dokumen PLN)

FAKTA.COM, Jakarta - Secara bebas, transisi bisa diartikan sebagai suatu proses atau suatu perubahan dari satu kondisi ke kondisi lain. Berdasarkan acuan tersebut, maka transisi energi berarti perubahan dalam penggunaan kebutuhan energi menuju yang lebih bersih, terjangkau, andal dan terbarukan.

Mantan Wakil Menteri (Wamen) ESDM, Arcandra Tahar mengatakan semangat transisi energi semestinya tidak dicampuri oleh kepentingan lain, seperti penguasaan di bidang politik, ekonomi dan budaya terhadap individu, organisasi atau bahkan negara.

“Tiga kata kunci terjangkau, andal dan bersih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam menentukan jenis energi apa yang cocok dalam menghadapi transisi energi. Hal ini tidak jarang menimbulkan perdebatan tergantung cara pandang individu, organisasi maupun negara dalam melihat isu ini. Kepentingan bisnis dan geopolitik juga ikut memperumit situasi,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (13/10/2023).

Jokowi Harus Cermati Pihak-pihak yang Enggan Transisi Energi

Menurut Arcandra, batu bara dan minyak bumi bisa dikatakan terjangkau dan handal tapi tidak bersih. Sebaliknya, angin dan matahari adalah energi bersih dan terjangkau untuk beberapa negara tapi tidak andal. 

“Panas bumi dan air bisa masuk dalam kategori bersih dan andal tapi belum tentu terjangkau dibandingkan dengan batu bara. Belum lagi berbagai sumber energi lain dengan karakteristik yang berbeda, misalnya biomassa, biofuel dan biogas, serta nuklir,” tutur dia.

Arcandra mencontohkan hal lain, yakni bagi sebagian besar negara-negara di Afrika, transisi energi bisa bermakna berubah dari penggunaan kayu bakar ke energi fosil. Kenapa tidak berubah ke energi terbarukan? 

Eks Wamen ESDM itu menduga mungkin jawabannya mereka belum pernah menikmati energi yang andal dan terjangkau.

Pertumbuhan Ekonomi Mendorong Kebutuhan Energi

“Bagaimana kalau negara-negara di Afrika diajak untuk beralih dari kayu bakar ke energi terbarukan? Mungkin mereka akan bertanya energi terbarukan apa yang terjangkau dan handal yang bisa menggantikan energi fosil yang baru mereka nikmati. Mungkinkah itu bisa didapat dari angin dan matahari? Inilah kerisauan negara-negara di Afrika terhadap transisi energi ini,” jelas dia.

Melihat fenomena di atas, sambung Arcandra, maka energi transisi tidak serta-merta menuju arah energi terbarukan.

“Sebuah dilema yang pelik dan perlu kearifan dalam memandang,” tutup dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//