Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Meningkat di Akhir 2023

Oleh Andry Winanto - fakta.com
18 Maret 2024 05:14 WIB
Ilustrasi (Foto: Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan Posisi Investasi Indonesia (PII) pada akhir triwulan IV 2023 mencatat kewajiban neto US$260,3 miliar, naik dibandingkan triwulan III 2023 sebesar US$251,9 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan kewajiban neto tersebut bersumber dari kenaikan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

“Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan IV 2023 mencatat kewajiban neto yang meningkat,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin (18/3/2024).

Menurut Erwin, posisi KFLN Indonesia meningkat sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik. 

Posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan IV 2023 naik 3,8% menjadi US$744,9 miliar dari US$717,3 miliar pada triwulan III 2023. Disebutkan bahwa kenaikan bersumber dari aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio sebagai cerminan tetap terjaganya persepsi positif investor dan iklim investasi yang kondusif. 

“Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah, dan kenaikan harga saham di Indonesia,” tutur dia.

Sementara posisi AFLN sebesar US$484,6 miliar dolar AS, naik 4,1% dari US$465,4 miliar pada akhir triwulan sebelumnya. 

“Hampir seluruh komponen AFLN mencatat peningkatan posisi, dengan peningkatan terbesar pada aset cadangan devisa diikuti oleh investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya dalam bentuk pinjaman,” kata dia.

Erwin menambahkan, PII Indonesia keseluruhan 2023 juga mencatat peningkatan kewajiban neto dibandingkan dengan posisi akhir 2022. 

Tercatat, kewajiban neto PII Indonesia naik dari US$250,1 miliar (19,0% dari PDB) pada akhir 2022 menjadi US$260,3 miliar (19,0% dari PDB) pada akhir 2023. 

“Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan IV 2023 dan keseluruhan tahun 2023 tetap terjaga serta mendukung ketahanan eksternal,” imbuhnya.

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini kinerja PII Indonesia akan tetap terjaga sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” tutup dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//