Kinerja APBN 2023: Defisit Makin Jarang, Penarikan Utang Jauh Berkurang

Oleh Andry Winanto - fakta.com
27 Desember 2023 15:08 WIB
Konferensi pers APBN Kita edisi Desember 2023. (Dokumen Kemenkeu)

FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merupakan instansi yang paling bertanggung jawab untuk mengelola keuangan negara melalui instrumen anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Kementerian pimpinan Menkeu, Sri Mulyani Indrawati itu bertugas untuk menghimpun pendapatan negara sekaligus melaksanakan belanja pemerintah.

Dari tugas dan fungsinya itu, Kemenkeu bisa dikatakan berhasil dalam menjaga kinerja fiskal pada sepanjang 2023. Beberapa alasannya, lantaran acuan utama defisit anggaran tergolong kecil dan baru terjadi di penghujung tahun.

Hal ini tidak lepas dari daya tahan ekonomi nasional yang diklaim pemerintah cukup resilien terhadap tekanan global.

APBN Tokcer, RI Selamat dari Utang Ratusan Triliun

Dalam APBN Kita edisi Desember 2023, Sri Mulyani menyampaikan, APBN menjalankan fungsinya sebagai shock absorber dan countercyclical untuk bisa menjaga masyarakat dan ekonomi. Termasuk, memberikan afirmasi kepada kelompok paling rentan.

Fakta.com pun merangkum perjalanan APBN hingga pertengahan Desember 2023. Berikut ulasannya.

Januari 2023

  • Realisasi belanja negara per akhir Januari mencapai Rp141,4 triliun atau mencapai 4,6% Pagu APBN. Angka tersebut tumbuh 11,2% year on year (yoy) dibandingkan Januari 2022. 

  • Pendapatan negara melanjutkan kinerja baik di tahun 2023 dan tumbuh 48,1% (yoy). Hingga akhir Januari 2023, pendapatan negara tercapai sebesar Rp232,2 triliun atau 9,4% target APBN.

  • Hasil ini menjadikan surplus anggaran sebesar Rp90,8 triliun atau setara 0,43% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Risiko Global Masih Eskalatif, Indonesia Optimalkan Peran APBN

Februari 2023

  • Sampai dengan 28 Februari 2023, belanja negara tercapai sebesar Rp287,8 triliun atau 9,4% pagu APBN. Hasil ini tumbuh 1,8% secara tahunan.

  • Sementara pendapatan negara tumbuh 38,7% (yoy). Hingga akhir Februari 2023, pendapatan negara tercapai sebesar Rp419,6 triliun atau 17,0% dari target.

  • Situasi tersebut menjadikan APBN surplus sebesar Rp131,8 triliun atau melonjak enam kali lipat dari surplus Februari 2022 yang sebesar Rp19,9 triliun.

Maret 2023 

  • Sampai dengan 31 Maret 2023, belanja negara tercapai sebesar Rp518,7 trilun atau 16,9% dari rencana APBN.

  • Lalu, pendapatan negara melanjutkan kinerja baik hingga akhir triwulan I 2023 dengan tumbuh 29,0% (yoy). Hingga akhir Maret 2023, pendapatan negara terkumpul sebesar Rp647,2 triliun atau 26,3% dari target APBN.

  • Alhasil, postur fiskal ditutup surplus sebesar 0,61 persen terhadap PDB atau senilai Rp128,5 triliun. Untuk diketahui, APBN yang masih surplus ini membuat pembiayaan utang di kuartal I 2023 adalah sebesar Rp224,8 triliun (32,3% target).

Defisit APBN Tak Sampai 1 Persen, Pembiayaan Anggaran Turun Signifikan

April 2023

  • Sampai dengan 30 April 2023, belanja negara tercapai sebesar Rp765,8 triliun atau 25,0% pagu APBN. Untuk pendapatan terkumpul Rp1.000,5 triliun atau sudah mencapai 40,6% dari target keseluruhan tahun.

  • Bukuan itu membuat APBN berada dalam status surplus  Rp234,7 triliun atau 1,12% dari Produk Domestik Bruto.

Mei 2023

  • Sampai dengan 31 Mei 2023, belanja negara tercapai sebesar Rp1.005,0 triliun atau 32,8% pagu APBN. Lalu, di sektor pendapatan tercatat mencapai Rp1.209,3 triliun atau 49,1% dari target. 

  • Pelaksanaan APBN hingga akhir Mei 2023 mencatatkan surplus sebesar 0,97 persen terhadap PDB atau senilai Rp204,3 triliun.

Juni 2023

  • Sampai dengan 30 Juni 2023, realisasi belanja mencapai Rp1.255,7 triliun atau 41,0% pagu APBN. Catatan ini juga tumbuh 0,9% secara yoy. 

  • Kemudian untuk pendapatan tumbuh 5,4% (yoy) menjadi Rp1.407,9 triliun atau 57,2% dari target. Hasil itu menjadikan surplus anggaran Rp152,3 triliun atau 0,71% PDB.

  • Sebagai informasi, pembiayaan utang hingga akhir Juni 2023 terealisasi sebesar Rp166,5 triliun (23,9% target), atau turun 15,4% (yoy). Perlambatan pengadaan utang tersebut sejalan dengan kinerja pendapatan yang baik. 

Juli 2023

  • Sampai dengan 31 Juli 2023, realisasi belanja negara mencapai Rp1.461,2 triliun atau 47,7% dari pagu anggaran. Kemudian realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.614,8 triliun (65,6% dari target APBN 2023).

  • Torehan Juli 2023 mendorong APBN berada dalam status surplus Rp153,5 trilun setara 0,72% PDB.

Agustus 2023

  • Realisasi belanja negara mencapai Rp1.674,7 triliun atau 54,7% pagu APBN, tumbuh 1,1% (yoy). Selanjutnya untuk pendapatan disebutkan sebesar Rp1.821,9 triliun (74,0% dari target APBN 2023), tumbuh 3,2% (yoy).

  • Hasil itu membuat surplus APBN di Agustus mencapai Rp147,2 triliun atau 0,70% PDB, turun dari surplus bulan Juli Rp153,5 triliun atau 0,72% terhadap PDB.

Sepember 2023

  • Realisasi belanja negara telah mencapai Rp1.967,9 triliun atau tumbuh 2,8% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.913,7 triliun. Realisasi tersebut telah mencapai 64,3% dari total pagu anggaran dalam APBN 2023. 

  • Lalu untuk pendapatan negara pada September 2023 sebesar Rp2.035,6 triliun atau 82,6% dari target. Hasil itu menjadikan surplus sebesar Rp67,7 triliun atau setara 0,32% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

  • Untuk diketahui, pada periode ini realisasi pembiayaan utang (neto) mencapai Rp198,9 triliun (28,6% terhadap pagu). 

Oktober 2023

  • Realisasi belanja negara mencapai Rp2.240,8 triliun atau 73,2% pagu APBN, terkontraksi 4,7% (yoy). Untuk pendapatan negara disebutkan sebesar Rp2.240,1 triliun (90,9% dari Target APBN 2023), tumbuh 2,8% (yoy).

  • Torehan itu membuat APBN mengalami defisit yang pertama di tahun ini sebesar Rp700 miliar atau sekitar 0,003% PDB.

November-Desember 2023

  • Untuk periode ini, Kementerian Keuangan merilis kinerja APBN November dan hingga 12 Desember 2023. Disebutkan jika beanja negara sampai pertengahan bulan ini adalah sebesar Rp2.588,2 triliun atau 84,55% pagu APBN, atau 83,03% pagu Perpres 75/2023.

  • Kemudian, realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.553,2 triliun, atau 103,7% dari target APBN, dan diperkirakan dapat mencapai target Perpres 75/2023 yang sebesar Rp2.637,2  triliun.

  • Kondisi itu membuat defisit APBN menjadi Rp35,0 triliun atau 0,17% PDB. Meski terjadi pelebaran defisit, namun hasil ini jauh lebih baik dari realisasi 12 Desember 2022 (yoy) yang minus Rp246,6 triliun atau 1,26% PDB.

  • Lebih lanjut, penarikan utang sampai dengan saat ini adalah sebesar Rp345 triliun atau lebih rendah 36,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp544,4 triliun.

Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, penurunan ini seiring dengan pendapatan negara yang tumbuh akibat dari kenaikan harga komoditas serta optimalisasi belanja negara. Selain itu, dia menyampaikan pula jika penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) 2022 sebagai langkah antisipasi volatilitas pasar keuangan di 2023.

“Tren dari defisit anggaran yang menurun serta konsolidasi fiskal membuat APBN kita tetap terjaga kredibel dan kuat,” kata Sri Mulyani.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//