Memahami Dinamika Global dan Dampak Rambatannya ke Ekonomi RI

Oleh Andry Winanto - fakta.com
08 November 2023 09:30 WIB
Ilustrasi. (Dokumen IMF)

FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) maupun Bank Indonesia (BI) kerap kali mengungkapkan jika situasi global tengah diliputi ketidakpastian. Hal tersebut dinilai memiliki efek rambatan (spillover) ke ekonomi Indonesia.

Lantas bagaimana hal itu bisa terjadi? Fakta.com mencatat, setidaknya ada tiga negara/kawasan yang memberikan pengaruh besar. Pertama adalah kawasan Eropa yang kini sedang mengalami perlambatan.

Perlambatan itu bersumber dari meningkatnya inflasi sebagai dampak kenaikan harga energi dan pangan, buntut dari perang di Ukraina. Apalagi, kawasan Eropa bersiap menghadapi musim dingin di akhir tahun yang membuat permintaan menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Untuk mengendalikan inflasi yang tinggi, bank sentral lantas menaikan suku bunga acuan (interest rate). Dengan lonjakan interest rate, maka suku bunga kredit akan mahal dan membuat pelaku usaha membatasi pinjaman untuk ekspansi bisnis. 

Alhasil, pertumbuhan ekonomi melambat dan permintaan bahan baku produksi, termasuk dari Indonesia, ikut turun.

Pertumbuhan RI Melandai, Faktor Global dan El Nino Dominan

Kedua adalah China. Negara di Asia Timur itu menjadi sangat strategis lantaran hampir seluruh produksi penting dunia ada disini. Hal Itu berarti kebutuhan raw material juga tinggi. Selain itu, jumlah penduduk yang banyak menjadi jaminan keterserapan hasil produksi.

Pemulihan ekonomi China pasca pelonggaran kebijakan zero covid di awal 2023 ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Padahal, dunia berharap Tiongkok bisa menjadi katalis pertumbuhan di saat yang lain tengah bergulat dalam perlambatan.

Ketiga, Amerika Serikat (AS). Sebagai perekonomian terbesar di dunia, AS tentu punya pengaruh yang kuat. Belum lagi mata uang dolar AS yang menjadi standar transaksi di seluruh dunia.

Kini, Amerika sedang dihadapkan pada persoalan utang. Pemerintah AS membutuhkan dana segar untuk membiayai APBN-nya. Oleh karena itu, mereka sedang gencar-gencarnya menyebar surat utang dengan bunga yang tinggi demi menarik minat investor.

Ekonomi Global Sedang Tertatih, Tahun Depan Turun ke 2,9 Persen

Situasi ini direspon bank sentral The Federal Reserve dengan ikut menaikan suku bunga. Selain bertujuan mengendalikan inflasi, peningkatan The Fed fund rate (suku bunga acuan AS) juga bermanfaat untuk menjaga surat utang (US Treasury) tetap kompetitif. Ini yang kemudian menjadikan dolar AS menguat terhadap mata uang negara dunia, termasuk rupiah Indonesia.

“Kondisi fiskal (APBN) Amerika mengalami tekanan signifikan yang memicu gejolak pasar keuangan dengan naiknya yield US Treasury ke rekor tertinggi dalam 1,5 dekade terakhir,” demikian siaran pers Kemenkeu hari ini, Selasa (7/11/2023).

Disebutkan bahwa dinamika perlambatan dan meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global berdampak cukup signifikan pada hampir seluruh negara emerging market, termasuk Indonesia. 

Di pasar keuangan, nilai tukar lokal mengalami tekanan akibat aliran modal keluar baik di pasar saham maupun obligasi. Lalu, aktivitas ekonomi riil juga terdampak, tercermin dari kinerja ekspor yang mengalami kontraksi. 

Fakta Penggerus Pertumbuhan Ekonomi Terungkap, Insentif Fiskal Disiapkan

Ini yang kemudian membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III/2023 tercatat 4,94%, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya 5,17%.

Lebih lanjut, tren perlambatan global diperkirakan tetap berlanjut dan berpotensi menggeret pertumbuhan triwulan IV kembali berada dibawah 5% sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di 2023 berisiko di bawah 5%. 

Guna memitigas dampak tersebut, pemerintah pada November ini meluncurkan program bantuan sosial (bansos) beras dan bantuan langsung tunai (BLT). Selanjutnya adalah percepatan penyaluran program KUR di tengah peningkatan suku bunga, serta kebijakan penguatan sektor perumahan. 

Lewat intervensi fiskal, diharapkan bisa menambah 0,2% pertumbuhan ekonomi sehingga bisa mencapai target 5,04% untuk keseluruhan periode 2023 (full year).

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//