Mendag Zulhas Ungkap Penyebab Kenaikan Impor Barang Jelang Nataru

Oleh Andry Winanto - fakta.com
19 Desember 2023 17:45 WIB
Ilustrasi. (Dokumen Kementerian Keuangan)

FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Perdagangan mengonfirmasi peningkatan impor barang sebesar 4,89% month to month (mtm) pada November 2023 menjadi US$19,59 miliar. Lonjakan impor ini terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang.

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan merinci, impor nonmigas naik 4,08%, sementara impor migas naik 8,79%. Dari sini, kenaikan impor tertinggi terjadi pada golongan barang konsumsi yang sebesar 10,54% dan diiikuti barang modal sebesar 6,97% dan bahan baku penolong sebesar 3,60%.

“Impor biasanya meningkat pada November karena produsen akan mempercepat produksi untuk Desember yang menyebabkan impor bahan baku/penolong dan barang modal meningkat,” ujar Zulkifli, dikutip Selasa (19/12/2023).

Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, menyebut bahwa impor nonmigas masih didominasi dari negara China. Disusul kemudian Jepang, dan Thailand. “Total dari ketiga negara itu memiliki pangsa 48,43% dari keseluruhan impor nonmigas,” kata dia memaparkan.

Impor Naik Jelang Tutup Tahun, Terbanyak Barang Modal dan Konsumsi

Menurut Zulhas, pertumbuhan laju impor bulan lalu sejalan dengan peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia. Indikasi itu tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tercatat  sebesar 51,7 poin. 

“Angka tersebut naik bila dibandingkan dengan Oktober 2023 yang sebesar 51,1 poin. Selain itu, karena untuk persiapan Natal dan Tahun Baru (Nataru), impor barang konsumsi juga meningkat di November,” ujarnya.

Zulhas menambahkan, pada November 2023, produk dengan peningkatan impor terbesar adalah sayuran (HS 07), bijih logam, terak dan abu (HS 26), pupuk (HS 31), ampas dan sisa industri makanan (HS 23), serta gula dan kembang gula (HS 17). 

Lewat LNSW, Pemerintah Perkuat Tata Kelola Ekspor-Impor

Sementara itu, produk dengan kontraksi impor terdalam antara lain logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71), kapas (HS 52), bahan bakar mineral (HS 27), bahan kimia anorganik (HS 28), serta filamen buatan (HS 54).

Secara kumulatif, nilai impor Indonesia selama periode Januari—November 2023 mencapai US$202,78 miliar, turun 6,8% dibandingkan periode Januari—November 2022 year on year (yoy). 

“Penurunan ini disebabkan melemahnya impor nonmigas sebesar 5,57% dan migas sebesar 12,78% month to month,” ucap Mendag Zulhas.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//