Meski Harga 'Longsor', Volume Ekspor Batu Bara Masih Kuat

Oleh Andry Winanto - fakta.com
06 November 2023 15:31 WIB
Ilustrasi. (Dokumen Kementerian Keuangan)

FAKTA.COM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi bahwa ekspor  komoditas unggulan batu bara masih belum dapat keluar dari tekanan. Khususnya, dari sisi harga.

PLT Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, hal itu tercermin dari bukuan kuartal III 2023. Menurut dia, walau bandrol batu bara mengalami volatilitas, namun RI cukup mujur lantaran demand yang berasal dari mancanegara tetap kuat. 

“Dari sisi nilai, ekspor batu bara mengalami penurunan, namun dari sisi volume masih meningkat,” ujarnya dalam jumpa pers Senin (6/11/2023).

Daftar 8 Produsen Batu Bara Terbesar di Indonesia

Amalia menjelaskan, kondisi serupa juga terjadi pada komoditas utama lain, seperti minyak sawit dan nikel. Dia mencatat, harga batu bara longsor ke US$151,9 per metrik ton di kuartal III 2023 dari sebelumnya US$400-an per metrik ton pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara minyak sawit US$856 per metrik ton dari sebelumnya US$900-an per metrik ton. Kemudian nikel menjadi US$20,4 per metrik ton dari sebelumnya US$22,1 per metrik ton.

“Hal ini menjadikan surplus neraca perdagangan secara kumulatif tahun ini lebih rendah dari pada periode yang sama tahun lalu,” tuturnya.

Daerah Penghasil Batu Bara Harus Siapkan Transformasi Ekonomi

Redaksi mencatat, Indonesia berhasil meraih surplus neraca perdagangan sebesar US$3,42 miliar pada September 2023. Torehan itu terbentuk karena hasil ekspor yang lebih besar dengan US$20,76 miliar dibandingkan dengan impor US$17,34 miliar.

Adapun, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 41 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//