Orang Kaya Malas Spending, Pemerintah Berupaya Hadirkan Kepastian

Oleh Andry Winanto - fakta.com
06 Februari 2024 23:54 WIB
Ilustrasi (Foto: Fakta.com)

FAKTA.COM, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui konsumsi rumah tangga sepanjang tahun lalu mengalami perlambatan. Menurut dia, hal itu tidak lepas dari kondisi dalam negeri yang tengah bersiap menghadapi pemilu. 

"Ini memang ada kaitannya dengan (tahun) politik (2024)," ujar dia saat ditemui di Jakarta pada Senin (5/2/2024). 

Airlangga menjelaskan, kondisi tersebut membuat pemerintah mau tidak mau berupaya untuk menghadirkan kepastian guna mendorong konsumsi dapat lebih baik lagi di awal tahun ini. 

"Kita akan terus menentukan kepercayaan dan kepastian. Sebab, biasanya mereka akan less spending (mengurangi pengeluaran) apabila merasa ke depan itu akan tidak pasti. Ini yang lalu membuat mereka menabung. Oleh karena itu kepastian menjadi penting," tutur dia. 

Konsumsi Rumah Tangga Tergerus, Orang Kaya Pilih Investasi

Airlangga menjamin pemerintah bakal tetap menjaga proses politik yang berlangsung di 2024 berjalan lancar. Fokus tersebut dinilai sangat bermanfaat untuk bisa menarik dan merealisasikan investasi di dalam negeri. 

"Kalau berjalan lancar bisa mendorong investasi dan juga membuat orang lebih berani untuk melakukan konsumsi," kata dia.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengkonfirmasi bahwa tingkat konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pertumbuhan dari sekitar 4,9% di 2022 menjadi 4,82% di 2023. Disebutkan bahwa pelandaian ini disebabkan oleh konsumsi kelas menengah yang tertahan. 

BPS Ungkap Penyebab Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2023

Beberapa indikator yang terlihat dari penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) barang mewah yang menurun, angkutan udara juga turun. Lalu, penjualan mobil yang anjlok. Di sisi lain, simpanan berjangka mengalami peningkatan. 

Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan jika pemerintah juga tetap memperhatikan konsumsi masyarakat dari kelompok menengah ke bawah. 

"Kita akan mengganjalnya dengan berbagai bantuan sosial (bansos) agar daya beli masyarakat tetap bisa bertahan. Kemudian inflasi bisa lebih rendah dan tentu market confidence akan lebih tinggi," tutup dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//