Simak! Ramalan Terbaru BI Soal Ekonomi Global

Oleh Andry Winanto - fakta.com
05 Maret 2024 15:10 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Tangkap layar Youtube Bank Mandiri)

FAKTA.COM, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian yang berlanjut. Hal itu ditandai dengan kondisi negara-negara besar dunia yang cukup bervariatif.

Amerika dan India misalnya, yang diyakini Perry bakal mencapai pertumbuhan yang lebih baik dari prediksi awal. Sebaliknya, Jepang, China, hingga Eropa masih belum bisa lepas dari tekanan pelemahan.

“Secara umum kami melihat pertumbuhan tahun ini akan lebih dari tahun lalu dengan angka sekitar 3%,” ujar dia dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Dari sisi inflasi, Perry menyebut tren pelandaian akan berlanjut secara gradual namun masih tetap di level yang lebih tinggi dari kondisi normal (higher for longer).

“Oleh karena itu, ekspektasi penurunan Fed Fund Rate (suku bunga AS) baru akan terjadi pada semester kedua 2024 sebesar 75 basis points. Tapi kami akan terus pantau bagaimana perkembangannya ke depan,” tutur dia.

Perry menjelaskan, bacaan-bacaan ini membuat nilai tukar dolar masih tetap strong sampai ada keputusan Amerika memangkas suku bunga acuannya.

“Kami akan memperkuat bauran kebijakan bersama pemerintah, yaitu antara fiskal dan moneter. Ke depan, kami optimistis Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang terbaik di tahun ini,” katanya.

Fakta.com mencatat, sejumlah indikator makroekonomi RI masih on track di jalur positif. Pertama, pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2023 berhasil menembus 5,05%. 

Untuk diketahui, kekhawatiran sebenarnya sempat terjadi pada kuartal ketiga tahun lalu saat angka pertumbuhan melandai ke 4,94%. Namun, pemerintah berinisiatif menggelontorkan sejumlah insentif fiskal sehingga pertumbuhan bisa kembali menyentuh level psikologis 5%.

Kedua, terjaganya laju inflasi umum (Indeks Harga Konsumen/IHK) sebesar 2,75% di Februari 2024. Torehan itu masuk dalam sasaran inflasi tahun ini yang dipatok 2,5% plus minus 1%.

Ketiga, kinerja Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tetap ekspansi (lebih dari 50) pada Februari 2024 dengan capaian 52,7. Bukuan tersebut memperpanjang rekor ekspansif selama 30 bulan berturut-turut.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//