Heboh Efek Samping Langka Vaksin COVID AstraZeneca

Oleh Arie Dwi Budiawati - fakta.com
02 Mei 2024 19:54 WIB
Ilustrasi vaksinasi COVID. (Dokumen Freepik)

FAKTA.COM, Jakarta - AstraZeneca menghebohkan publik. Perusahaan farmasi ini mengakui vaksin COVID-nya menimbulkan efek yang langka sehingga mengakibatkan cedera yang serius.

Mengutip WION News dan Sky News, Kamis (2/5/2024), hal ini terungkap dalam dokumen pengadilan gugatan yang dilayangkan oleh action class yang mewakili 51 korban di Inggris. Dalam dokumen itu, perusahaan farmasi itu mengakui bahwa “dalam kasus yang sangat jarang, bisa mengakibatkan (thrombosis with thrombocytopenia syndrome).” Sebelumnya, perusahaan ini menolak klaim efek samping itu dari penggugat.

Sekadar informasi, salah seorang korban mengalami cedera otak yang serius setelah mendapatkan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca. Pria ini bernama Jamie Scott. Sepuluh hari setelah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca pada April 2021, Scott mengalami sakit kepala, mual, hingga tidak sadarkan diri.

Dikabarkan dia mengalami pembekuan darah serta pendarahan di otak. Setelah itu, Scott mengidap cedera otak permanen.

Pria di Belanda Terinfeksi COVID-19 Terlama di Dunia, Sampai 613 Hari!

Bagaimana di Indonesia?

Menyoal kasus ini, Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) angkat bicara. Ketua Komnas KIPI, Hinky Hindra Irawan Satari, menegaskan tidak ada sindrom trombositopeni atau TTS setelah vaksinasi COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca di Indonesia. Ini berdasarkan surveilans aktif dan pasif yang dilakukan oleh Komnas KIPI.

Komnas KIPI bersama Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melakukan pengamatan terhadap berbagai gejala an penyakit yang berkaitan dengan vaksin COVID-19, termasuk sindrom TTS. Keamanan dan manfaat vaksin, menurut dia, sudah melalui berbagai tahap uji klinis hingga keluar izin edar.

Ilustrasi vaksinasi COVID. (Dokumen Freepik) Ilustrasi vaksinasi COVID. (Dokumen Freepik)


Survei ini dilakukan di 14 rumah sakit di 7 provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari 1 tahun. Selama pengamatan yang dilakukan pada Maret 2021-Juli 2022, tidak ada gejala penyakit akibat efek samping COVID-19.

"Jadi, kami melaporkan waktu itu tidak ada kasus TTS terkait vaksin COVID-19," kata dia mengutip laman Kementerian Kesehatan.

Setelah surveilans aktif selesai, Komnas KIPI tetap melakukan surveilans pasif hingga saat ini. Berdasarkan laporan yang masuk, tidak ada laporan tentang TTS. Disebutkan juga bahwa 
KIPI biasanya ditemukan pada 4-42 hari setelah vaksinasi.

Bukan Main, Pria Ini Dapat 217 Suntikan Vaksin COVID-19

Apa Itu Sindrom TTS?

Sekadar informasi, TTS merupakan penyakit pembekuan darah dan trombosit yang rendah. Meskipun jarang terjadi, penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang serius.

Hinky melanjutkan, jika pembekuan darah terjadi di otak, gejala yang muncul berupa pusing, mual, dan kaki pegal.

"Kalau jumlah trombosit menurun, ada pendarahan, biru-biru di tempat suntikan,ya,itu terjadi. Tapi 4-42 hari setelah vaksin. Kalau sekarang terjadi, ya, kemungkinan besar terjadi karena penyebab lain, bukan karena vaksin," kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//