Beban Melambat, XL Axiata Kerek Laba hingga 168 Persen

Oleh Issa Almawadi - fakta.com
29 April 2024 13:10 WIB
Tower XL. (Dokumen XL Axiata)

FAKTA.COM, Jakarta - PT XL Axiata Tbk berhasil mengawali tiga bulan pertama tahun ini dengan meraup pendapatan Rp8,44 triliun. Catatan itu meningkat 12% dari periode yang sama 2023 Rp7,55 triliun.

Sementara itu, beban perseroan hanya naik 5,45% dari Rp6,61 triliun menjadi Rp6,97 triliun.

Alhasil, sepanjang tiga bulan tahun ini, XL berhasil melipatgandakan labanya hingga 168,3% menjadi Rp539,07 miliar. Pada periode sama 2023, laba bersih XL hanya mencapai Rp200,89 miliar.

Menanggapi performa keuangan ini, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, tiga bulan pertama tahun ini menjadi keberhasilan perseroan meraih pendapatan data yang positif. "Di beberapa tahun terakhir kuartal pertama biasanya datar saja," kata Dian, Senin (29/4/2024).

Kuartal I-2024, Pertumbuhan Laba BRI dalam Tren Melambat

Menurut Dian, pertumbuhan pendapatan data di kuartal ini tidak terlepas dari keberhasilan mempertahankan harga layanan ditengah semaraknya momentum Pemilihan Umum serta Ramadan sehingga bisa meningkatkan trafik data.

Dian menambahkan, pencapaian kinerja keuangan kuartal I-2024 juga tidak terlepas dari keberhasilan perseroan dalam mengoptimalkan penggunaan biaya operasional (OPEX). "Termasuk menekan beban biaya-biaya operasional menjadi lebih rendah," ujarnya.

Dian mengungkapkan, total biaya operasional berkurang hingga 8% dibandingkan kuartal IV-2023. Penurunan biaya operasional yang signifikan ada pada beban penjualan dan pemasaran (sales and marketing) dan biaya infrastruktur.

Pendapatan Turun, Laba Perusahaan Kimia Terafiliasi Boy Thohir Malah Melesat 229 Persen

Di sisi lain, Dian mengklaim posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir Maret 2024. Hal ini sesuai dengan nilai utang kotor yang sebesar Rp11,24 triliun, dengan utang bersih sebesar Rp10,09 triliun.

Dian juga mengatakan, XL berhasil mengelola utang dengan baik, dengan tidak memiliki utang berdenominasi valuta asing, dan menempatkan utang lebih besar pada suku bunga tetap.

"Sebesar 54% dari pinjaman yang ada memiliki suku bunga tetap (fixed) dan 46% dari pinjaman memiliki suku bunga mengambang (floating)," tutur Dian.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//