Bisnisnya Diserempet Paylater, Asosiasi Kartu Kredit Minta Perhatian Khusus

Oleh Andry Winanto - fakta.com
24 November 2023 16:28 WIB
Ilustrasi. (Dokumen Bank Indonesia)

FAKTA.COM, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), Steve Marta mengungkapkan bahwa pelaku usaha sektor jasa keuangan, utamanya perbankan, kini mendapat tantangan baru dalam bisnis kartu kredit.

Menurut dia, challenges tersebut datang dari semakin maraknya pembayaran digital buy now paylater (BNPL) yang memiliki kesamaan tertentu dengan skema kartu kredit.

“Masuknya BNPL sebagai sumber dana alat bayar memang menjadi alternatif pengganti kartu kredit. Saat ini kami melihat adanya irisan transaksi dengan sumber dana BNPL tersebut tetapi belum besar,” ujarnya saat dihubungi Fakta.com, Jumat (24/11/2023).

Steve menjelaskan, paylater bukan satu-satunya isu yang berpotensi menimbulkan dinamika bisnis ke depan. Dia mengidentifikasi jika kehadiran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) turut pula membawa warna tersendiri dalam persaingan usaha.

Meski demikian, keberadaan QRIS disebutnya lebih moderat karena tidak langsung head to head dengan kartu kredit lantaran target market yang berbeda.

“Di sisi lain memang terjadinya sedikit pergeseran transaksi ke media QRIS yang mana menurut saya hal ini kedepannya akan saling mengkomplemen. Sebab, masyarakat akan menggunakan QRIS untuk transaksi dengan nominal yang lebih kecil. Sementara penggunaan kartu kredit untuk transaksi dengan nominal yang lebih besar,” katanya.

Penggunaan Kartu Kredit Cs Makin Turun, Tergerus QRIS?

Dia pun menampik adanya anggapan bisnis kartu kredit sudah mulai tergerus dengan adanya berbagai kanal pembayaran digital terbaru. Redaksi mencatat, pertumbuhan penggunaan kartu kredit, kartu debit dan kartu ATM turun setidaknya dalam dua bulan terakhir.

“Kalaupun ada penurunan transaksi, biasanya memang di bulan September, Oktober dan November terjadi karena faktor seasonal dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Tentu transaksi kartu kredit akan kembali meningkat menjelang akhir tahun dan musim liburan,” ujar Steve menegaskan.

Steve menambahkan, asosiasi mendorong pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi agar bisa bersaing di pasaran. Selain itu, dia juga meminta regulator agar memberikan perhatian khusus bagi segmen bisnis kartu kredit mengingat skema ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

“Kami siap memberikan inovasi-inovasi segar ke pasar, seperti penggunaan contactless, virtual card, dan lain-lain. Kami juga berharap adanya kebijakan yang sangat membantu saat ini, semisal kebijakan mengenai maksimum suku bunga,” tutup dia.

Bank Bikin Paylater, Pinjol Bakal Keteter?

Menurut data Bank Indonesia, laju transaksi kartu kredit cs turun sebesar 4,94% year on year (yoy) pada akhir triwulan III 2023. Kemudian pada Oktober 2023 mencatatkan penurunan 3,35% (yoy).

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan nilai transaksi dari instrumen tersebut mencapai Rp664,87 triliun per Oktober 2023.

Meski terjadi disparitas yang besar antara kartu kredit dengan instrumen digital lain, Bank Indonesia memastikan bakal terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.

“Kami akan melakukan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara guna mendorong inklusi ekonomi keuangan dan memperluas ekonomi dan keuangan digital yang aman, lancar, dan andal,” ucap Perry

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//