Kinerja Keuangan dan Prospek Usaha Sepatu Bata di Tengah Penutupan Pabrik

Oleh Issa Almawadi - fakta.com
06 Mei 2024 11:34 WIB
Pabrik Sepatu Bata Purwakarta. (Tangkapan layar Google Maps)

FAKTA.COM, Jakarta - PT Sepatu Bata Tbk dalam sorotan publik setelah menutup pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Keputusan yang ditetapkan oleh direksi perseroan pada 30 April 2024 atas persetujuan dewan komisaris pada 29 April 2024.

Menanggapi kabar itu, Direktur & Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko menyampaikan, perseroan telah melakukan berbagai upaya dalam waktu empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.

"Sehingga perseroan tidak dapat melanjutkan produksi pabrik di Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap hasil produksi terus menurun dan kapasitas pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia," ujar Hatta, Jumat (3/5/2024).

Kerugian Garuda Indonesia Susut 20,9 Persen jadi US$87 Juta

Hatta juga menyampaikan, keputusan itu merupakan hal terbaik yang dapat diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh dan kesepakatan pihak-pihak terkait. Tujuannya, lanjut dia, untuk mengefektifkan operasional perseroan.

Hatta pun memastikan perseroan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra yang terdampak perubahan tersebut.

Sebagai informasi, Sepatu Bata memulai produksinya di pabrik Kalibata, Jakarta Selatan pada 1940. Kemudian, pada 2009 perseroan menjual pabrik tersebut dan mengalihkan produksinya ke pabrik Purwakarta.

Sebelum menutup pabriknya, Sepatu Bata telah menjual aset berupa tanah dan bangunan dengan nama Graha Bata yang terletak di Jakarta Selatan. Transaksi bernilai Rp64 miliar yang berlangsung awal Maret tahun ini bertujuan untuk efisiensi dan minimalisasi risiko atas aset yang kurang produktif dan memperbaiki kinerja keuangan perseroan.

Kerugian dan prospek usaha

Sepatu Bata secara perusahaan masih membukukan penjualan Rp609,6 miliar di sepanjang 2023. Namun angka itu turun 5,2% dari Rp643,4 miliar pada 2022.

Namun nilai kerugian perseroan membengkak hingga 79,7% dari Rp105,9 miliar menjadi Rp190,3 miliar.

Di sisi lain, ekuitas Sepatu Bata lebih rendah dari liabilitasnya. Nilainya masing-masing Rp131,3 miliar dan Rp454,4 miliar.

Industri Semen Terkontraksi, Laba Semen Indonesia Anjlok jadi Rp471,8 Miliar

Melihat hasil kinerja keuangan itu, manajemen perseroan dalam laporan tahunan 2023 menilai, persaingan industri sepatu Indonesia cukup ketat. Terutama dari merek-merek global dan lokal yang menawarkan produk dengan harga dan kualitas yang beragam.

Selain itu, perubahan tren fashion yang cepat menjadi tantangan perseroan untuk senantiasa mengedepankan inovasi produk.

Meski begitu seiring membaiknya kondisi ekonomi di tahun-tahun mendatang, Sepatu Bata bertujuan untuk mempromosikan lebih banyak desain fashion dan produk-produk segar untuk industri sepatu.

Perseroan bahkan akan fokus pada pengelolaan toko eksisting, meningkatkan kualitas produk serta menerapkan right pricing strategy terhadap setiap produk. Selain itu, Sepatu Bata terus berupaya memaksimalkan penjualan lewat e-commerce dan omni-channel.

"Termasuk memaksimalkan kampanye pemasaran pada perayaan hari besar agama dan back to school," tulis manajemen Sepatu Bata.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//