Kompak Tumbuh Single Digit, Laba Bank BUMN Terkumpul Rp34,8 Triliun

Oleh Issa Almawadi - fakta.com
02 Mei 2024 10:30 WIB
ATM Bank BUMN. (Dokumen BRI)

FAKTA.COM, Jakarta - Bank-bank milik negara (BUMN) telah merilis kinerja keuangannya di kuartal I-2024. Pada periode ini, pertumbuhan laba empat bank tersebut kompak naik single digit.

Salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang meraup laba Rp12,7 triliun atau naik tipis 1,1% dari periode sama 2023 Rp12,6 triliun. Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri, Selasa (30/4/2024), salah satu penekan pertumbuhan laba perseroan adalah kenaikan total beban bunga dan beban syariah yang mencapai 34,5% dari Rp8,4 triliun menjadi Rp11,3 triliun.

Sementara, pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Mandiri hanya naik 13,1% menjadi Rp35,5 dari Rp31,4 triliun. Alhasil, pendapatan bunga dan syariah neto Bank Mandiri tumbuh 5,2% dari Rp23 triliun menjadi Rp24,2 triliun.

Relaksasi Kredit Covid-19 Berakhir, Bank Mandiri Buka Peluang Restrukturisasi Lanjutan

Meski begitu, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menyatakan, Bank Mandiri mampu menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp1.435 triliun pada kuartal I-2024, meningkat 19,1%. "Pertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid dan resilien," ujar Darmawan.

Selain itu, rasio non-performing loan (NPL) Gross Bank Mandiri terus terjaga hingga ke level 1,02% per Maret 2024, turun 68 basis poin (bps) dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 1,7%.

Selain Bank Mandiri, laba PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI juga dalam tren melambat. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, nilainya telah mencapai Rp15,9 triliun.

Nilai laba tersebut tumbuh 2,7% dibandingkan periode sama 2023 Rp15,6 triliun. Pertumbuhan yang rendah ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang juga tidak tumbuh tinggi.

Pada periode ini, NII BRI hanya naik 9,7% dari Rp32,8 triliun menjadi Rp35,9 triliun. Sementara itu, BRI juga terbebani biaya provisi yang melesat 91,4% dari Rp5,6 triliun menjadi Rp10,7 triliun.

Padahal, tanpa adanya beban tersebut laba operasional BRI tumbuh 22,2% dari Rp25,2 triliun menjadi Rp30,7 triliun.

Kuartal I-2024, Pertumbuhan Laba BRI dalam Tren Melambat

Direktur Utama BRI, Sunarso menyampaikan, perseroan akan terus mencermati perkembangan kondisi perekonomian global sambil lebih fokus pada tantangan domestik.

"Saat ini kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian yang tinggi, dikarenakan The Fed diperkirakan akan lebih lama mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk meredam laju inflasi di AS," kata Sunarso.

Nasib serupa juga dialami PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI. Pada periode ini, laba BNI mencapai Rp5,3 triliun atau hanya tumbuh 1,9%. Catatan itu lebih lambat dibandingkan periode sama 2023 Rp5,2 triliun yang tumbuh 33,3% dari Rp3,9 triliun di 2022.

Perlambatan pertumbuhan laba BNI sejalan dengan pertumbuhan single digit pendapatan bunganya. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, nilainya Rp15,9 triliun atau naik 7,4% dari Rp14,8 triliun.

Beban Bunga Membengkak, Laba BNI Hanya Tumbuh 1,9 Persen

Di sisi lain, beban bunga BNI melesat 47,7% dari Rp4,4 triliun menjadi Rp6,5 triliun. Alhasil, NII BNI turun 9,6% dari Rp10,4 triliun menjadi Rp9,4 triliun.

Sementara itu, bank berlogo angka 46 ini juga harus menanggung beban operasional yang lebih tinggi. Nilainya mencapai Rp6,6 triliun, naik 1,5% dari Rp6,5 triliun di kuartal I-2023.

Meski laba tumbuh melambat, Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, peningkatan kualitas aset tetap menjadi fokus, yang diharapkan akan mendorong kinerja fungsi intermediasi yang berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik global, tekanan inflasi, dan suku bunga.

Sedikit berbeda dengan tiga saudaranya, laba PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN tumbuh lebih tinggi. BTN berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4% menjadi Rp860 miliar, dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp801 miliar.

Bahkan, pertumbuhan laba tersebut lebih baik ketimbang kuartal I-2023. Saat itu, laba BTN hanya tumbuh 3,4%.

"BTN saat ini terus berbenah dengan melakukan transformasi perusahaan dan telah menunjukkan hasil yang positif. Secara garis besar BTN melakukan transformasi pada struktur bisnis sehingga menjadi semakin efektif dan efisien, mempercepat proses bisnisnya dan pada saat yang bersamaan meningkatkan kualitas layanannya," tutur Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu.

Dengan begitu, total laba empat bank BUMN pada kuartal I-2024 mencapai Rp34,8 triliun. Angka ini naik tipis 1,6% dari periode sama 2023 Rp34,2 triliun.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//