Kupas Tuntas Bisnis Kartu Kredit vs Paylater

Oleh Andry Winanto - fakta.com
05 Desember 2023 13:13 WIB
Journalist class kartu kredit Bank Danamon. (Dokumen Fakta.com/Andry Winanto)

FAKTA.COM, Jakarta - PT Bank Danamon Indonesia Tbk. mengakui bahwa produk kartu kredit memiliki irisan bisnis dengan produk buy now paylater (BNPL).

Unsecured Business Head Bank Danamon, Tresia Sarumpaet mengatakan persamaan yang paling utama adalah sama-sama memberikan fasilitas pinjaman kepada nasabah.

"Persamaan lain adalah kartu kredit dengan paylater merupakan produk pinjaman yang dapat dicicil," ujarnya saat menggelar Journalist Class di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Menurut Tresia, terdapat setidaknya lima keuntungan dari menggunakan kartu kredit. Di antaranya, pengawasan lebih terjaga karena bersifat ketat, bisa digunakan pada banyak platform, menawarkan banyak keuntungan.

Kemudian, pelayanan dan fasilitas pengajuan lebih beragam, serta bunga yang lebih rendah. "Sementara kekurangannya memang proses persetujuan lebih ketat dan ada iuran tahunan," katanya.

Bisnisnya Diserempet Paylater, Asosiasi Kartu Kredit Minta Perhatian Khusus

Adapun, untuk kelebihan yang dimiliki paylater antara lain proses approval mudah dan instan, serta permintaan data nasabah lebih sedikit. Untuk kekurangan produk BNPL antara lain bunga/biaya besar dan keterbatasan penggunaan di platform tertentu.

"Bunga kartu kredit sebesar 7% setahun sementara paylater 0,3% tapi per hari. Jadi masih lebih rendah kartu kredit," ucap Tresia.

Tresia menambahkan, kartu kredit cenderung lebih 'kaku' dalam inovasi produk lantaran memerlukan proses perizinan yang komprehensif dari otoritas terkait.

"Kalau ada modifikasi sedikit di produk eksisting, maka tetap harus izin ke BI dan OJK. Itu paling cepat enam bulan baru selesai. Kalau perubahannya itu banyak, bisa sampai satu tahun proses perizinannya, jadi cukup panjang," kata dia menegaskan.

Penggunaan Kartu Kredit Cs Makin Turun, Tergerus QRIS?

Oleh karena itu, sambung Tresia, produk kartu kredit biasanya dimiliki oleh lembaga keuangan besar, seperti perbankan yang sudah mature. Pasalnya, proses penerbitan produk cukup kompleks lantaran melibatkan beberapa otoritas terkait.

Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), Steve Marta pernah mengatakan, kehadiran BNPL menjadi tantangan baru dalam bisnis kartu kredit. Tak hanya itu saja, kehadiran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) turut pula membawa warna tersendiri dalam persaingan usaha.

Namun Steve menampik bisnis kartu kredit sudah mulai tergerus dengan adanya berbagai kanal pembayaran digital terbaru.

"Kalaupun ada penurunan transaksi, biasanya memang di bulan September, Oktober dan November terjadi karena faktor seasonal dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Tentu transaksi kartu kredit akan kembali meningkat menjelang akhir tahun dan musim liburan," ujar Steve kepada Fakta.com, beberapa waktu lalu.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//