NIM Tinggi, Bank Mandiri Tumbuhkan Laba di Atas 24 Persen

Oleh Andry Winanto - fakta.com
30 Oktober 2023 17:24 WIB
Foto: Dok. Bank Indonesia

FAKTA.COM, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sedang panen laba. Dalam sembilan bulan, bank dengan kode saham BMRI meraup untung Rp39,1 triliun.

Angka tersebut tumbuh 27,4% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya.

Hasil tersebut sekaligus membawa Bank Mandiri konsisten mencetak pertumbuhan laba di atas 24% pada tahun ini. Mulai dari kuartal I naik 25,2%, dan kuartal II naik 24,9%.

Pertumbuhan tinggi laba Bank Mandiri cukup wajar jika melihat angka marjin bunga bersih alias net interest margin (NIM) yang selalu di atas 5% sejak kuartal I-2022.

Pada kuartal III tahun ini, NIM Bank Mandiri berada di level 5,48% atau sama dengan catatan kuartal IV-2022.

Sebagai informasi, NIM adalah salah satu indikator profitabilitas perbankan. Di sini, yang menjadi perhitungan adalah tingkat bunga pinjaman dibandingkan dengan bunga simpanan.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, kinerja moncer itu ditopang oleh penyaluran kredit konsolidasi sebesar Rp1.315,92 triliun atau tumbuh 12,71% yoy. 

“Bila dirinci, kredit Bank Mandiri berhasil menorehkan pertumbuhan positif di seluruh segmen,” ujarnya dalam keterangan tertulis usai paparan kinerja, Senin (30/10/2023).

Darmawan menjelaskan, hasil apik ini membuat Bank Mandiri menorehkan rekor sebagai bank pertama di Indonesia dengan total aset konsolidasi yang menembus Rp2.007 triliun.

“Kami terus berfokus dalam peningkatan pelayanan dengan memberikan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah, terutama dengan mendorong sektor yang prospektif di setiap wilayah,” tuturnya.

Bos OJK Klaim Pelemahan Rupiah Tak Berdampak Signifikan ke Perbankan

Darmawan menambahkan, intermediasi yang gemilang ditopang oleh kemampuan perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang melandai ke level 1,36%. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2022 di level 2,26% atau telah turun sebesar 90 basis points (bps).

Lebih lanjut, bank dengan kode emiten BMRI ini membukukan total dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Rp1.361,2 triliun, tumbuh 6,6% yoy yang didominasi dana murah (current account and saving account/CASA) tabungan serta giro Rp 1.070 triliun.

Lalu, posisi restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 melandai jadi Rp23,8 triliun. Angak itu diklaim lebih rendah dari September 2022 di posisi Rp 45,6 triliun, atau menurun  minus 47,81% secara yoy.

Kemudian, pencadangan diketahui atau NPL coverage ratio bank only mencapai 339,34%, meningkat dari posisi September 2022 yang sebesar 292,28%

“Penurunan kredit restrukturisasi didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal,” katanya.

Era Suku Bunga Tinggi, Perbankan RI Tetap Kuat

Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, sambung Darmawan, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only berhasil ditekan menjadi 0,73% per September 2023. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 1,30%.

“Ke depan, tentunya Bank Mandiri akan terus berinovasi dan bertransformasi untuk menghadirkan pelayanan yang lebih baik. Lewat pemetaan bisnis yang tepat, kami yakin Bank Mandiri akan terus tumbuh dan berkembang menjadi bank yang unggul dan berdaya saing di tingkat regional maupun global,” tutup Darmawan.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//