Terdampak Gejolak Domestik dan Global, Daya Beli Manufaktur Melemah

Oleh Andry Winanto - fakta.com
31 Oktober 2023 19:12 WIB
Ilustrasi. (Dokumen Sekretariat Kabinet)

FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berdampak pada anjloknya daya beli produk manufaktur Indonesia.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif mengatakan bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Dari faktor eksternal, di antaranya  perlambatan ekonomi China dan Uni Eropa, kenaikan suku bunga The Fed, kemarau yang panjang, belum berakhirnya perang Rusia-Ukraina, hingga konflik Israel-Palestina.

“IKK September 2023, khususnya untuk kelompok penghasilan di bawah Rp3 juta, menunjukkan terjadinya penurunan daya beli. Kenaikan harga bahan pokok menyebabkan masyarakat lebih berhati-hati dalam konsumsinya. Kondisi tersebut berdampak pada kinerja industri manufaktur bulan Oktober ini,” ujar dia dalam keterangan pers, Selasa (31/10/2023).

Bantu Jaga Rupiah, Sektor Manufaktur Perlu Asupan Insentif

Febri menjelaskan, untuk faktor internal dipicu oleh kenaikan harga energi (khususnya BBM) serta kenaikan suku bunga. Hal ini juga menyebabkan cost of fund sektor manufaktur meningkat, menyebabkan kenaikan harga barang manufaktur. 

“Suku bunga acuan yang naik membuat masyarakat cenderung lebih berhati-hati khususnya dalam mengambil pinjaman. Pada gilirannya, hal ini mengurangi pengeluaran mereka untuk berbagai keperluan,” tuturnya.

Febri menambahkan, pelemahan nilai tukar rupiah juga memberikan andil dalam peningkatan biaya produksi yang membuat ekspektasi melandai. 

“Kami juga menduga banjirnya produk impor dan peredaran barang ilegal membuat dinamika semakin kuat,” tegasnya.

PMI Manufaktur Naik ke Level 53,9, Samai Capaian November 2021

Sebagai informasi, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Oktober 2023 mencapai 50,70. Artinya, industri tetap ekspansif meskipun turun 1,81 poin dibandingkan September 2023. 

Sementara dalam IKI per subsektornya, industri mesin dan perlengkapan mengalami penurunan menjadi kontraksi, dari sebelumnya ekspansi. Hal ini terkait dengan karakteristiknya sebagai industri barang modal, sehingga permintaan pada industri permesinan berbasis pada pesanan. 

“Penurunan nilai IKI pada beberapa industri pengguna, serta penurunan harga komoditas tambang seperti batu bara dan nikel, berdampak pada penurunan yang cukup drastis pada industri mesin dan perlengkapan,” tutup dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//