Anomali Suara Ganjar, Kalah di 'Kandang Banteng' Jateng dan Bali

Oleh Gin gin Tigin Ginulur - fakta.com
15 Februari 2024 22:00 WIB
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. (Fakta.com/Dwi Arief Hidayat)

FAKTA.COM, Jakarta - Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD tumbang di Jawa Tengah dan Bali berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei.

Padahal selama ini, dua provinsi tersebut dikenal sebagai basis PDIP atau 'kandang banteng', pengusung utama pasangan Ganjar-Mahfud dalam perhelatan Pilpres 2024.

Ganjar Pranowo juga merupakan mantan gubernur Jateng dua periode pada 2013-2018 dan 2018-2023. Setali tiga uang dengan Bali yang diklaim sebagai basis PDIP.

Prabowo-Gibran Menang Quick Count, Saham Milik Pendukung Bergerak Variatif

Di Jawa Tengah, hasil quick count Charta Politika menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul pada perhelatan Pilpres 2024.

Prabowo-Gibran meraih 51,16 persen suara sedangkan Ganjar-Mahfud 34,19 persen. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya meraih 14,66 persen suara.

Sementara di Bali, Prabowo-Gibran unggul dalam perhitungan quick count versi Kawal Pemilu. Prabowo-Gibran unggul 56,11 persen, sementara Ganjar-Mahfud 37,57 persen. Anies-Muhaimin hanya memperoleh 6,31 persen.

Kelelahan Hitung Suara, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Tumbang

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, kekalahan pasangan Ganjar-Mahfud di Jateng, Bali, dan juga NTT sebagai anomali. "Justru itulah yang salah satu anomalinya," kata Hasto seusai rapat bersama di Gedung High End, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Menurut Hasto, pergerakan dari struktur sangat masif. Dia menduga ada intimidasi terhadap kepala-kepala daerah dari PDIP dengan menggunakan proses hukum.

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan mengatakan, faktor kekalahan PDIP di kandang sendiri kemungkinan karena sosok Presiden Joko Widodo.

Deretan Artis Juarai Quick Count Sementara Pemilu 2024

Menurut Firman, ada migrasi suara dari pendukung PDIP yang loyal kepada Jokowi. Selama ini realitanya, kata Firman, Jokowi sudah menunjukkan simbol-simbol keberpihakan kepada Prabowo-Gibran.

"Tentunya Presiden Jokowi diasosiasikan dengan Prabowo-Gibran, bukan Ganjar Mahfud. Referensi pendukung Jokowi tentu akan terbangun terhadap Prabowo-Gibran dibandingkan Ganjar-Mahfud," tandas Firman.

Lebih lanjut Firman mengatakan, kegagalan Ganjar-Mahfud di kandang PDIP bukan berarti lemahnya mesin partai partai berlambang banteng itu.

"Menariknya kalau kita lihat dari quick count pileg, PDIP masih nomor satu jadi sebetulnya kalau dikatakan mesin politik melemah tidak juga," ujar Firman.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//