Blunder Gibran dan Wajah Gemoy Tak Efektif, Jokowi Turun Gunung Dongkrak Elektabilitas

Oleh Riezky Maulana - fakta.com
25 Januari 2024 08:06 WIB
Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma. (Dok Instagram @prabowo)

FAKTA.COM, Jakarta - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bahwa seorang Kepala Negara boleh berkampanye atau memihak pada Pemiku 2024 cukup mencengangkan. Sebab, pada pesta demokrasi sub Pemilihan Presiden, putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Pengamat Politik Ray Rangkuti menuturkan, pernyataan Jokowi mengisyaratkan bahwa yang bersangkutan turun gunung di Pilpres 2024 ini.

Salah satu alasannya karena hanya dia satu-satunya sosok yang bisa mendongkrak elektabilitas PraGib yang cenderung mandek sejak dua pekan lalu.

"Sejak dua minggu lalu pernah kita sampaikan bahwa elektabilitas 02 mengalami kemacetan dan itu hanya bisa diurai oleh keterlibatan Presiden Jokowi," ungkap Ray ketika dihubungi Fakta.com, Rabu (24/1/2024).

Jokowi Tegaskan Presiden Boleh Kampanye dan Memihak

Alasan elektabilitas keduanya tak kunjung tembus 50% lebih karena serentetan blunder. Terbaru adalah performa Gibran di debat keempat Pilpres yang cenderung kalah dari dua cawapres lain.

Kemudian, kesan gemoy yang dahulu karib dengan Prabowo kini tak lagi bisa mengdongkrak.

"Lebih sulit lagi karena performa Gibran dalam debat terakhir bagi cawapres berakhir sengan kesan negatif paling tinggi diantara 3 cawapres. Wajah gemoy makin sulit menjadi ikon elektabilitas," ucapnya.

Lebih lanjut dituturkan, alasan Presiden Jokowi turun gunung pun masuk akal. Pasalnya, tingkat kepuasan atas kinerjanya sebagai Kepala Negara masih tergolong tinggi.

"Satu-satunya yang bisa mengangkat kembali elektabilitas tersebut hanyalah pak Jokowi. Presiden dan sekaligus bapak Gibran yang menjadi cawapres 02. Dengan tingkat kepuasaan yang masih relatif tinggi," tuturnya.

Alumnus dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyebut, pernyataan Jokowi tadi pagi bahwa akan berpihsk bisa dilihat dari sudut pandang positif. Menurut dia, hal itu lebih baik, ketimbang Jokowi mengatakan dirinya netral.

"Pernyataan presiden bisa terlibat itu lebih baik. Dari pada diam-diam seolah netral, padahal dikenyataan berbagai tindakan, ucapan dan lainnya terlibat dalam pemenanga," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa seorang kepala negara boleh berkampanye. Bahkan, dia menyebut boleh juga memihak salah satu paslon.

Hal itu diungkapkan Jokowi usai menyerahkan alutsista Super Hercules C-130 J kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2024).

"Yang paling penting, presiden itu boleh loh kampanye presiden boleh loh memihak," kata Jokowi.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//